Keefektifan Pembelajaran Inkuiri dan Eksplorasi Berbantuan
Microsoft PowerPoint
Terhadap Hasil Belajar
Galih
Kurniawan*, Darmo, Sugiarto
Jurusan
Matematika FMIPA UNNES
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran berbasis Inkuiri dan Eksplorasi
berbantuan Microsoft PowerPoint dapat
mencapai ketuntasan belajar dan lebih
baik daripada pembelajaran ekspositori pada materi segiempat. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Dawe Kudus
tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri atas lima kelas. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik cluster
random sampling, terpilih siswa kelas VII B sebagai kelas eksperimen
dengan pembelajaran berbasis Inkuiri dan Eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint dan siswa kelas VII A sebagai kelas
kontrol dengan pembelajaran ekspositori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas
eksperimen sebesar 78,11 dan siswa kelas kontrol sebesar 73,18. Dari hasil uji ketuntasan belajar dengan uji proporsi
satu pihak diperoleh bahwa siswa kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan
belajar. Dari hasil uji perbedaan rata-rata diperoleh
, sehingga
ditolak,
berarti rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran
berbasis Inkuiri dan Eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint lebih
baik dari rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
ekspositori. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
berbasis Inkuiri dan Eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint dapat mencapai ketuntasan belajar dan lebih baik daripada pembelajaran ekspositori
pada materi pokok keliling dan luas segiempat.
Kata kunci: pembelajaran berbasis
inkuiri dan eksplorasi, Microsoft
PowerPoint, hasil belajar.
Abstract
The
purpose
of this study is to investigate an inquiry-based learning and exploration with Microsoft PowerPoint can achieve learning exhaustiveness and better
than expository teaching in
quadrilateral. The population in this study were all students in grade VII
SMP Negeri 1 Dawe
Kudus in school year 2011/2012 which consists of five
classes. Sampling was done by cluster random
sampling, students from class VII
B was selected as
the experimental class with
an inquiry-based learning and exploration with Microsoft PowerPoint and assisted
stundents from VII class A as the control class expository teaching. The results showed that the average of experimental
class at 78.11 and
73.18 for controls.
From the test result of learning exhaustiveness by trial found that the proportion
of the experimental
class students have achieved
learning exhaustiveness. From the test results mean
difference obtained t_hitung
= 2.141> t_tabel
= 2.00, so that
is rejected, meaning the
average student learning achievement using an inquiry-based learning and exploration with Microsoft PowerPoint better than
average student learning achievement
that using a model
of expository learning Based on
these results we can conclude that
an inquiry-based learning and exploration with Microsoft PowerPoint to achieve
the exhaustiveness of learning and better than expository teaching
on quadrilateral.
Key words: inquiry-based learning and exploration, Microsoft PowerPoint,
learning outcomes.
Pendahuluan
Pembelajaran
di Indonesia saat ini telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan (BSNP,
2006: 5). Dalam KTSP, siswa dituntut aktif dalam pembelajaran, guru
hanya bertindak sebagai fasilitator. Guru memberikan bimbingan kepada siswa
sehingga mereka dapat mencari tahu sendiri materi pelajaran. Dengan demikian,
siswa akan terbiasa belajar mandiri dan aktif sehingga pembelajaran akan lebih
efektif serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa sendiri.
Salah
satu mata pelajaran yang ada dalam KTSP adalah matematika. Matematika merupakan
salah satu ilmu dasar yang mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu
dan memajukan daya pikir manusia. Matematika sebagai wahana pendidikan tidak
hanya dapat digunakan untuk mencapai satu tujuan, misalnya mencerdaskan siswa,
tetapi dapat pula untuk membentuk kepribadian siswa serta mengembangkan
keterampilan tertentu. Hal itu mengarahkan perhatian kepada pembelajaran
nilai-nilai dalam kehidupan melalui matematika (Soedjadi, 2000: 7). Oleh karena
itu, mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang diberikan pada
setiap jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi
Dalam
perkembangannya matematika bisa dikatakan sebagai salah satu mata pelajaran
yang paling tidak diminati oleh siswa. Hal ini bisa disebakan cara penyampaian
materi pelajaran yang hanya mengandalkan model pembelajaran ekspositori tanpa
menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan jarang menggunakan media
pembelajaran Hal ini diperjelas bahwa menurut hasil survey dari pelaksanaan
observasi awal terhadap siswa kelas VII SMP N 1 Dawe Kudus, 61% siswa
menganggap bahwa mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sulit
dipahami dan dipelajari. Sehingga kurang disukai oleh siswa tersebut.
Persentase siswa yang mampu mengerjakan soal ujian nasional pada materi
menghitung luas gabungan dua bangun datar hanyalah 46,15%. (Puspendik Balitbang
Kemendiknas 2011).
Belum
maksimalnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika dikarenakan
pembelajaran yang dilaksanakan di SMP N 1 Dawe masih menggunakan pembelajaran
ekspositori tanpa menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan jarang
menggunakan media pembelajaran. Pada dasarnya hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan
aspek-aspek perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa.
Oleh karena itu apabila siswa mempelajari tentang pengetahuan konsep, maka
perubahan perilaku yang diperoleh berupa penguasaan konsep (Rifa’i & Tri
Anni, 2009: 85). Sehingga penggunaan metode pelajaran yang kurang tepat dan
kurang melibatkan siswa secara langsung akan berdampak langsung terhadap hasil
belajar siswa. Hal ini dilatarbelakangi karena pembelajaran di kelas masih
banyak didominasi oleh guru sehingga kurang mampu membangun persepsi, minat,
dan sikap siswa.
Untuk
itu diperlukan model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan
hasil belajar matematika. Menurut Joyce, sebagaimana yang dikutip oleh Trianto
(2007: 5) model pembelajaran adalah suatu perancangan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan
lain-lain. Selanjutnya setiap model pembelajaran akan mengarahkan kita ke dalam
mendesain pembelajaran untuk membantu siswa sedemikian rupa sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Salah
satu model pembelajaran yang inovatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
adalah model pembelajaran berbasis penemuan (Inkuiri). Inkuiri yang dalam
bahasa Inggris inquiry, berarti
pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum
yang dilaksanakan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Menurut Gulo,
sebagaimana yang dikutip oleh Trianto (2007: 29), inkuiri berarti suatu
rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis,
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Sasaran
utama dari pembelajaran inkuiri sendiri adalah (1) keterlibatan siswa secara
maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis
dan sistematis pada tujuan pembelajaran; (3) mengembangkan sikap percaya pada
diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri (Trianto, 2007: 135).
Dalam model inkuiri, selain sebagai pengarah dan pembimbing, guru juga sebagai
sumber informasi data yang diperlukan.
Guru
juga dapat membantu siswa dalam mempelajari konsep-konsep pada matematika
melalui pendekatan berbasis eksplorasi. Sesuai dengan isi Permendiknas No. 41
Tahun 2007 tentang Standar Proses menjelaskan bahwa proses pembelajaran perlu
direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif
dan efisien. Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Kegiatan inti menggunakan
metode yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran, yang
dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Menurut
Kamus Bahasa Indonesia (KBI), eksplorasi merupakan kegiatan penyelidikan,
penjajakan, dan penjelajahan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak.
Pada proses eksplorasi siswa dituntut untuk menghubungkan antara pengetahuan
yang satu dengan pengetahuan dan data lainnya, menyimpulkan dan melakukan
analisis yang logis, membuat model matematika, menyusun dugaan, dan
berabstraksi. Menurut Shodiq (2008) pada intinya, dengan kegiatan bereksplorasi
ini para siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berimajinasi,
berintuisi, berpikir divergen, melahirkan karya yang orisinil, memprediksi dan
menduga (conjecturing), mencoba-coba (trial and error), serta untuk
memfasilitasi rasa ingin tahu para siswa. Melalui eksplorasi, guru menggunakan beragam pendekatan pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar lain
serta memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antara siswa dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya (BSNP,
2007).
Keabstrakan
objek-objek matematka perlu diupayakan agar dapat diwujudkan secara lebih
konkret, sehingga akan lebih mempermudah siswa memahaminya. Inilah kunci
penting yang harus diketahui guru matematika, dan diharapkan dapat dijadikan
pendorong untuk lebih kreatif dalam merencanakan pembelajaran (Soedjadi, 2000:
7). Untuk itu, dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, penggunaan media
pembelajaran seperti Microsoft PowerPoint yang dikemas dalam sebuah Compact Disk (CD) pembelajaran bisa
dikembangkan oleh guru. Berdasarkan hasil penelitian Murgiwati (2010: 63)
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan berbantuan media Microsoft Powerpoint
dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang
dipelajarinya. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan motivasi baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
siswa. Media pembelajaran dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman konsep
matematika (Hamalik dalam Arsyad, 2002: 15).
Dengan
pemilihan model pembelajaran berbasis inkuiri dan eksplorasi dengan berbantuan
Media Microsoft PowerPoint untuk materi pokok segiempat diharapkan siswa
mendapatkan pengalaman belajar baru, sehingga konsep-konsep pokok dalam materi
tersebut bisa terserap secara maksimal. Selain itu, kemampuan mengeksplorasi
materi pelajaran siswa akan lebih meningkat sehingga siswa akan lebih mudah
memahami apa yang diajarkan oleh guru.
Berdasarkan
uraian di atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1)
Apakah rata-rata hasil belajar siswa kelas VII semester 2 SMP N 1 Dawe dengan
Pembelajaran berbasis Inkuiri dan Eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint
dapat memenuhi standar kelulusan klasikal yaitu minimal 75% siswa telah
mencapai nilai KKM 75 pada materi pokok
Segiempat?, (2) Apakah rata-rata hasil belajar siswa kelas VII semester 2 SMP N
1 Dawe dengan Pembelajaran berbasis Inkuiri dan Eksplorasi berbantuan Microsoft
PowerPoint lebih baik dari pada Pembelajaran
Ekspositori pada materi pokok Segiempat?
Tujuan
dari penelitian ini adalah (1) mengetahui apakah rata-rata hasil belajar siswa
kelas VII semester 2 SMP N 1 Dawe dengan Pembelajaran berbasis Inkuiri dan
Eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint dapat memenuhi standar kelulusan
klasikal yaitu minimal 75% siswa telah mencapai nilai KKM 75 pada materi pokok
Segiempat, (2) mengetahui apakah rata-rata hasil belajar siswa kelas VII
semester 2 SMP N 1 Dawe dengan Pembelajaran berbasis Inkuiri dan Eksplorasi
berbantuan Microsoft PowerPoint lebih
baik dari pada Pembelajaran Ekspositori pada materi pokok Segiempat.
Metode
Penelitian
Sebelum menerapkan pada kedua
kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol perlu diadakan uji normalitas,
uji kesamaan dua varian (uji homogenitas) dan uji kesamaan rata-rata dari data
dan nilai siswa pada ujian tengah semester sebelumnya. Pada saat penelitian,
kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran berbasis inkuiri dan eksplorasi
yang berbantuan media berupa Microsoft PowerPoint. Sedangkan pada kelas kontrol, pembelajaran hanya dilakukan dengan
menggunakan metode ekspositori.
Tabel 1 Desain Penelitian
No
|
Kelompok
|
Pengambilan
Data Awal
|
Perlakuan
|
Tes Akhir
|
1
2
|
Eksperimen
Kontrol
|
|
|
|
Keterangan
:
Kondisi awal kedua kelompok
:
Pembelajaran berbasis
inkuiri dan eksplorasi yang berbantuan media
berupa Microsoft
PowerPoint pada materi segiempat
:
Pembelajaran dengan metode ekspositori pada materi segiempat
:
Tes hasil belajar kedua kelompok pada materi segiempat
Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh siswa dari kelas VII SMP N 1 Dawe Kabupaten Kudus
semester genap tahun ajaran 2011/2012. Sebanyak 5 kelas yang terbagi dari kelas
VII-a, VII-b, VII-c, VII-d, dan VII-e. Pembagian kelas tersebut tidak
didasarkan pada rangking, sehingga tidak ada kelas unggulan. Pengambilan sampel
pada penelitian ini menggunakan teknik random
sampling. Masing-masing kelas diasumsikan memiliki karakteristik yang
hampir sama sehingga pemilihan secara acak siswa dari dua kelas diantara lima kelas yang ada akan mewakili populasi
siswa kelas VII. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut.(1) Usia
pada saat mulai masuk SMP hampir sama., (2) Mendapat perlakuan yang sama dalam
pembelajaran matematika dengan materi pelajaran berdasarkan kurikulum, guru,
dan jangka waktu yang sama.,(3) Pembagian kelas tidak berdasarkan urutan
ranking. Berdasarkan teknik
tersebut diperoleh sampel siswa dari dua kelas yaitu siswa kelas VII
B sebagai kelas eksperimen
yang akan diberi perlakuan Pembelajaran berbasis inkuiri dan eksplorasi
berbantuan Microsoft PowerPoint, dan siswa kelas VII A sebagai kelas kontrol yang akan diberi perlakuan dengan
menggunakan pembelajaran ekspositori. Lokasi penelitian ini di SMP
Negeri 1 Dawe Kudus yang
beralamat di Jalan Colo Km 11 Kudus. Penelitian ini dilakukan pada siswa Kelas VII Semester
Genap
Tahun Ajaran 2011/ 2012, yaitu dalam bulan
April tahun 2012.
Variabel
penelitian yang digunakan ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran dan variabel terikat dalam penelitian
ini adalah
hasil belajar. Metode yang digunakan untuk mengambil data tentang pada
penelitian ini adalah metode tes. Tes diberikan kepada kedua kelas dengan tes
yang sama dan digunakan untuk memperoleh data akhir. Hasil pengolahan data
digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis.
Pada
penelitian ini materi yang diujikan adalah Keliling dan Luas Segiempat, dimana bangun datar
segiempat yang diujikan terbatas pada Persegi, Persegi Panjang, Jajargenjang
dan Belah ketupat. Bentuk tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uraian. Setelah melakukan uji coba instrumen dan menganalisis hasilnya untuk mengetahui
validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran kemudian diambil soal
yang layak digunakan dalam tes
hasil belajar.
Data awal yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari dokumen guru mata pelajaran matematika, diambil nilai mentah
ulangan tengah semester 2 kelas VII A dan VII B SMP Negeri 1 Dawe Kudus. Data ini
kemudian diuji menggunakan uji normalitas, homogenitas, dan kesamaan rata-rata.
Data akhir diperoleh dari nilai tes hasil belajar kelas eksperimen dan kelas
kontrol, data tersebut kemudian dianalisis lebih lanjut dengan uji normalitas,
uji homogenitas, uji proporsi (uji ketuntasan), dan uji perbedaan rata-rata
untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan
hasil analisis data awal dari nilai ulangan tengah semester 2 siswa kelas VIIA
dan kelas VIIB di SMP Negeri 1 Dawe Kudus, diketahui bahwa data berdistribusi
normal dan homogen serta dari uji kesamaan rata-rata menunjukkan
.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua sampel memiliki keadaan awal yang sama.
Selanjutnya kedua sampel tersebut diberi perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen yaitu siswa kelas VIIb diberi
pembelajaran berbasis inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint, sedangkan kelas kontrol yaitu siswa kelas VIIA diberi pembelajaran seperti
biasanya oleh guru yaitu ekspositori pada
materi pokok segiempat.
Waktu yang digunakan
dalam pembelajaran dari kedua kelompok sama. Proses pembelajaran dilaksanakan dua
kali pertemuan dan satu kali pertemuan untuk tes hasil belajar. Untuk satu kali
pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran yang alokasi waktunya 80 menit.
Pada pertemuan pertama, selama
proses pembelajaran dengan pembelajaran berbasis inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft
PowerPoint, siswa
cukup antusias dengan model pembelajaran yang dilaksanakan, menjawab setiap
pertanyaan dalam LKS, serta memperhatikan instruksi guru dalam memberikan
penegasan konsep yang diperoleh dalam pembelajaran. Namun dalam hal kerjasama
kelompok masih belum maksimal dan perlu ditingkatkan. Ini ditunjukkan dengan presentase aktivitas siswa
sebesar 65 %. Belum maksimalnya aktivitas siswa
ini dikarenakan mereka belum terbiasa bekerja sama dalam kelompok, berdiskusi,
ataupun mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Hal ini juga dikarenakan
mereka jarang melaksanakan pembelajaran berkelompok. Hanya beberapa siswa yang
bertanya kepada guru tentang penjelasan yang belum dimengerti, merekapun tidak
mau bertanya maupun susah bekerja sama dengan yang lain karena temannya
tersebut bukan teman yang biasanya diajak bicara atau bermain.
Pada
pertemuan kedua, siswa sudah mulai terlihat perubahan kearah peningkatan aktivitas.
Terlihat bahwa kerjasama antar siswa dalam kelompok mulai meningkat. Siswa
juga dapat merespon materi yang
diajarkan oleh guru dengan cepat serta lebih berpatisipasi dalam kegiatan
belajar mengajar. Hal ini dikarenakan mereka mulai terbiasa dengan pembelajaran yang
dilaksanakan. Mereka sudah mulai terbiasa dengan diskusi kelompok, menemukan
ide-ide baru dalam upaya penemuan rumus dan pemecahan masalah. Mereka juga
lebih antusias dalam mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Hal ini
terlihat dengan banyaknya kelompok yang ingin mempresentasikan hasil kerjanya
tanpa diminta daripada pertemuan sebelumnya. Hasil pengamatan aktivitas siswa
diperoleh sebesar 83,75 %.
Pada
kelas kontrol pembelajaran dilakukan pembelajaran seperti biasa oleh guru. Guru
menerangkan materi keliling dan luas segiempat secara ekspositori, memberikan
rumus, latihan soal, lalu mengerjakan bersama-sama. Soal yang diberikan untuk
PR adalah soal rutin dan guru meminta siswa untuk mengembangkannya sendiri.
Setelah
dilakukan pembelajaran, siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen diberi tes
hasil belajar yang sama. Kemudian tes dianalisis untuk mengetahui keefektifan
penerapan pembelajaran berbasis inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft
PowerPoint. Keefektifan penerapan pembelajaran berbasis
inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint dilihat dari hasil tes
hasil belajar pada siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Dawe Kudus yang melaksanakan
pembelajaran menggunakan pembelajaran berbasis inkuiri dan eksplorasi
berbantuan Microsoft PowerPoint mencapai ketuntasan dengan batas ketuntasan 75
dan 75% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah tuntas belajar serta
nilai rata-rata tes hasil belajar siswa yang melaksanakan pembelajaran
berbasis inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint
lebih baik dari nilai rata-rata tes hasil belajar siswa yang melaksanakan
pembelajaran ekspositori. Hasil analisis dapat
dijabarkan sebagai berikut.
a)
Uji
Proporsi (Uji Ketuntasan)
Berdasarkan hasil analisis
statistik pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan menggunakan pembelajaran
berbasis inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint, memenuhi
standar kelulusan minimal 75 % siswa telah mencapai batas ketuntasan minimal
yaitu 75. Standar ketuntasan
klasikal minimal terlihat dari hasil uji proporsi satu pihak yaitu
-Z(0,5-α) = -Z0,45
= -1,64 dan Zhitung = 1,75. Jadi z
hitung = 1,75 lebih dari
. maka H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran berbasis inkuiri dan
eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint pada materi keliling dan luas
segiempat kelas VIIB SMP Negeri 1 Dawe Kudus telah mencapai ketuntasan. Hasil
ini didukung oleh penelitian Setyaningrum
(2010) di SMP Negeri 1 Rakit Banjarnegara mengenai peningkatan hasil belajar
segiempat dengan menggunakan pembelajaran inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint.
b)
Uji Perbedaan
Rata-rata
Berdasarkan hasil analisis statistik setelah dilakukan pembelajaran
pada kelompok eksperimen dengan
menggunakan pembelajaran inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint dan
kelompok kontrol terlihat bahwa hasil belajar siswa kedua kelas tersebut berbeda secara nyata atau
signifikan. Hal ini terlihat dari
hasil uji t yaitu
dan
, karena
tidak berada diantara
dan
berarti H0 ditolak, dengan kata
lain bahwa hasil belajar siswa kelas
VIIB SMP Negeri 1 Dawe Kudus dengan pembelajaran inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint lebih baik daripada kelas VIIA SMP Negeri
1 Dawe Kudus dengan model pembelajaran
ekspositori.
Berdasarkan uraian
di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran
inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft
PowerPoint dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan
oleh SMP Negeri 1 Dawe Kudus yaitu minimal 75% siswa dapat mencapai nilai
minimal 75. Rata-rata hasil belajar siswa yang menerapkan pembelajaran inkuiri
dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint
lebih baik daripada rata-rata hasil belajar siswa yang menerapkan pembelajaran
ekspositori pada materi pokok keliling dan luas segiempat, dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint lebih efektif jika
diterapkan.
Simpulan
Simpulan yang diperoleh dari
penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran
inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft
PowerPoint efektif dibandingkan penerapan model pembelajaran ekpositori di
kelas VII SMP Negeri 1 Dawe Kudus pada materi pokok keliling dan luas
segiempat. Uraian dari simpulan tersebut adalah pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint mencapai ketuntasan, dan rata-rata hasil
belajar siswa yang melaksanakan pembelajaran dengan pembelajaran inkuiri dan
eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint
lebih baik dari rata-rata hasil belajar siswa yang melaksanakan pembelajaran
ekspositori.
UCAPAN
TERIMAKASIH
1.
Prof.
Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang.
2.
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si,
Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.
3.
Drs. Arief Agoestanto, M.Si,
Ketua Jurusan Matematika.
4. Drs. Sugiarto,
M.Pd.,
Pembimbing I yang telah memberikan petunjuk, arahan dan bimbingan pada peneliti.
5. Drs. Darmo, Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
dan masukan dalam penyusunan artikel ini.
6. Bapak
dan Ibu Dosen Jurusan Matematika yang telah memberikan bekal kepada penulis
dalam penyusunan artikel ini.
7. Syafiudin,S.Pd., Kepala SMP Negeri 1 Dawe Kudus yang telah
memberikan ijin penelitian.
8. Soleh Noorrochim, A.Md.Pd., guru matematika SMP Negeri 1 Dawe Kudus yang telah
memberikan bimbingan selama penelitian.
9.
Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Dawe Kudus yang telah membantu proses penelitian.
10. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya artikel ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,
A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta
: PT Raja Grafindo Persada
BSNP.2006.Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta :
BSNP.
----.2007. Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas.
Murgiwati.2010.Keefektifan
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teachig and Learning) dengan Microsoft
PowerPoint Pada Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Persamaan Garis Lurus SMP
Negeri 2 Mranggen. Skripsi. Semarang: FMIPA Unnes.
Puspendik
Balitbang Kemendiknas. 2011. Laporan
Hasil Ujian Nasional. Jakarta: Puspendik Balitbang Kemendiknas.
Rifa’i RC, Ahmad & Tri Anni, C.2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES
PRESS.
Setyaningrum,E.P.2010.Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis
Penemuan (Inquiry Based Leraning) Berbantuan CD Interaktif Pada Materi Luas
Bangun Datar Segiempat Bagi Siswa Kelas VII SMPN 1 Rakit Kabupaten Banjarnegara.Semarang:FMIPA
Unnes.
Shadiq,
F. (2008). Bagaimana Mengintegrasikan Kegiatan eksplorasi di Kelas? Belajar dari
Olimpiade Matematika SD. Online at http://www.fadjarp3g.wordpress.com
[accessed 15/02/12]
Soedjadi. 2000. Kiat
Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Trianto.2007.Model-model
Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi
Pustaka
Semoga bermanfaat
BalasHapus