Jumat, 27 Maret 2015

Keefektifan Pembelajaran Inkuiri dan Eksplorasi Berbantuan Microsoft PowerPoint Terhadap Hasil Belajar



Keefektifan Pembelajaran Inkuiri dan Eksplorasi Berbantuan
 Microsoft PowerPoint Terhadap Hasil Belajar

Galih Kurniawan*, Darmo, Sugiarto
Jurusan Matematika FMIPA UNNES

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran berbasis Inkuiri dan Eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint dapat mencapai ketuntasan belajar dan lebih baik daripada pembelajaran ekspositori pada materi segiempat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Dawe Kudus tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri atas lima kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling, terpilih siswa kelas VII B sebagai kelas eksperimen dengan pembelajaran berbasis Inkuiri dan Eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint dan siswa kelas VII A sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran ekspositori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 78,11 dan siswa kelas kontrol sebesar 73,18. Dari hasil uji ketuntasan belajar dengan uji proporsi satu pihak diperoleh bahwa siswa kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan belajar. Dari hasil uji perbedaan rata-rata diperoleh , sehingga  ditolak, berarti rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran berbasis Inkuiri dan Eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint lebih baik dari rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis Inkuiri dan Eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint dapat mencapai ketuntasan belajar dan lebih baik daripada pembelajaran ekspositori pada materi pokok keliling dan luas segiempat.
Kata kunci: pembelajaran berbasis inkuiri dan eksplorasi, Microsoft PowerPoint, hasil belajar.

Abstract
The purpose of this study is to investigate an inquiry-based learning and exploration with Microsoft PowerPoint can achieve learning exhaustiveness and better than expository teaching in quadrilateral. The population in this study were all students in grade VII SMP Negeri 1 Dawe Kudus in school year 2011/2012 which consists of five classes. Sampling was done by cluster random sampling, students from class VII B was selected as the experimental class with an inquiry-based learning and exploration with Microsoft PowerPoint and assisted stundents from VII class A as the control class expository teaching. The results showed that the average of experimental class at 78.11 and 73.18 for controls. From the test result of learning exhaustiveness by trial found that the proportion of the experimental class students have achieved learning exhaustiveness. From the test results mean difference obtained t_hitung = 2.141> t_tabel = 2.00, so that  is rejected, meaning the average student learning achievement using an inquiry-based learning and exploration with Microsoft PowerPoint better than average student learning achievement that using a model of expository learning Based on these results we can conclude that an inquiry-based learning and exploration with Microsoft PowerPoint to achieve the exhaustiveness of learning and better than expository teaching on quadrilateral.
Key words: inquiry-based learning and exploration, Microsoft PowerPoint, learning outcomes.

Pendahuluan
Pembelajaran di Indonesia saat ini telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (BSNP,  2006: 5). Dalam KTSP, siswa dituntut aktif dalam pembelajaran, guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Guru memberikan bimbingan kepada siswa sehingga mereka dapat mencari tahu sendiri materi pelajaran. Dengan demikian, siswa akan terbiasa belajar mandiri dan aktif sehingga pembelajaran akan lebih efektif serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa sendiri.
Salah satu mata pelajaran yang ada dalam KTSP adalah matematika. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat digunakan untuk mencapai satu tujuan, misalnya mencerdaskan siswa, tetapi dapat pula untuk membentuk kepribadian siswa serta mengembangkan keterampilan tertentu. Hal itu mengarahkan perhatian kepada pembelajaran nilai-nilai dalam kehidupan melalui matematika (Soedjadi, 2000: 7). Oleh karena itu, mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi
Dalam perkembangannya matematika bisa dikatakan sebagai salah satu mata pelajaran yang paling tidak diminati oleh siswa. Hal ini bisa disebakan cara penyampaian materi pelajaran yang hanya mengandalkan model pembelajaran ekspositori tanpa menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan jarang menggunakan media pembelajaran Hal ini diperjelas bahwa menurut hasil survey dari pelaksanaan observasi awal terhadap siswa kelas VII SMP N 1 Dawe Kudus, 61% siswa menganggap bahwa mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dipahami dan dipelajari. Sehingga kurang disukai oleh siswa tersebut. Persentase siswa yang mampu mengerjakan soal ujian nasional pada materi menghitung luas gabungan dua bangun datar hanyalah 46,15%. (Puspendik Balitbang Kemendiknas 2011).
Belum maksimalnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika dikarenakan pembelajaran yang dilaksanakan di SMP N 1 Dawe masih menggunakan pembelajaran ekspositori tanpa menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan jarang menggunakan media pembelajaran. Pada dasarnya hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu apabila siswa mempelajari tentang pengetahuan konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh berupa penguasaan konsep (Rifa’i & Tri Anni, 2009: 85). Sehingga penggunaan metode pelajaran yang kurang tepat dan kurang melibatkan siswa secara langsung akan berdampak langsung terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dilatarbelakangi karena pembelajaran di kelas masih banyak didominasi oleh guru sehingga kurang mampu membangun persepsi, minat, dan sikap siswa.
Untuk itu diperlukan model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Menurut Joyce, sebagaimana yang dikutip oleh Trianto (2007: 5) model pembelajaran adalah suatu perancangan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Selanjutnya setiap model pembelajaran akan mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu siswa sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Salah satu model pembelajaran yang inovatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran adalah model pembelajaran berbasis penemuan (Inkuiri). Inkuiri yang dalam bahasa Inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilaksanakan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Menurut Gulo, sebagaimana yang dikutip oleh Trianto (2007: 29), inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Sasaran utama dari pembelajaran inkuiri sendiri adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri (Trianto, 2007: 135). Dalam model inkuiri, selain sebagai pengarah dan pembimbing, guru juga sebagai sumber informasi data yang diperlukan.
Guru juga dapat membantu siswa dalam mempelajari konsep-konsep pada matematika melalui pendekatan berbasis eksplorasi. Sesuai dengan isi Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses menjelaskan bahwa proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBI), eksplorasi merupakan kegiatan penyelidikan, penjajakan, dan penjelajahan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak. Pada proses eksplorasi siswa dituntut untuk menghubungkan antara pengetahuan yang satu dengan pengetahuan dan data lainnya, menyimpulkan dan melakukan analisis yang logis, membuat model matematika, menyusun dugaan, dan berabstraksi. Menurut Shodiq (2008) pada intinya, dengan kegiatan bereksplorasi ini para siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berimajinasi, berintuisi, berpikir divergen, melahirkan karya yang orisinil, memprediksi dan menduga (conjecturing), mencoba-coba (trial and error), serta untuk memfasilitasi rasa ingin tahu para siswa. Melalui eksplorasi, guru menggunakan beragam pendekatan pembela­jaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain serta memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antara siswa dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya (BSNP, 2007).
Keabstrakan objek-objek matematka perlu diupayakan agar dapat diwujudkan secara lebih konkret, sehingga akan lebih mempermudah siswa memahaminya. Inilah kunci penting yang harus diketahui guru matematika, dan diharapkan dapat dijadikan pendorong untuk lebih kreatif dalam merencanakan pembelajaran (Soedjadi, 2000: 7). Untuk itu, dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, penggunaan media pembelajaran seperti Microsoft PowerPoint yang dikemas dalam sebuah Compact Disk (CD) pembelajaran bisa dikembangkan oleh guru. Berdasarkan hasil penelitian Murgiwati (2010: 63) menunjukkan bahwa pembelajaran dengan berbantuan media Microsoft Powerpoint dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang dipelajarinya. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan motivasi baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Media pembelajaran dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman konsep matematika (Hamalik dalam Arsyad, 2002: 15).
Dengan pemilihan model pembelajaran berbasis inkuiri dan eksplorasi dengan berbantuan Media Microsoft PowerPoint untuk materi pokok segiempat diharapkan siswa mendapatkan pengalaman belajar baru, sehingga konsep-konsep pokok dalam materi tersebut bisa terserap secara maksimal. Selain itu, kemampuan mengeksplorasi materi pelajaran siswa akan lebih meningkat sehingga siswa akan lebih mudah memahami apa yang diajarkan oleh guru.
Berdasarkan uraian di atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1) Apakah rata-rata hasil belajar siswa kelas VII semester 2 SMP N 1 Dawe dengan Pembelajaran berbasis Inkuiri dan Eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint dapat memenuhi standar kelulusan klasikal yaitu minimal 75% siswa telah mencapai nilai KKM 75  pada materi pokok Segiempat?, (2) Apakah rata-rata hasil belajar siswa kelas VII semester 2 SMP N 1 Dawe dengan Pembelajaran berbasis Inkuiri dan Eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint lebih baik dari pada Pembelajaran Ekspositori pada materi pokok Segiempat?
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui apakah rata-rata hasil belajar siswa kelas VII semester 2 SMP N 1 Dawe dengan Pembelajaran berbasis Inkuiri dan Eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint dapat memenuhi standar kelulusan klasikal yaitu minimal 75% siswa telah mencapai nilai KKM 75 pada materi pokok Segiempat, (2) mengetahui apakah rata-rata hasil belajar siswa kelas VII semester 2 SMP N 1 Dawe dengan Pembelajaran berbasis Inkuiri dan Eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint lebih baik dari pada Pembelajaran Ekspositori pada materi pokok Segiempat.
Metode Penelitian
Sebelum menerapkan pada kedua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol perlu diadakan uji normalitas, uji kesamaan dua varian (uji homogenitas) dan uji kesamaan rata-rata dari data dan nilai siswa pada ujian tengah semester sebelumnya. Pada saat penelitian, kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran berbasis inkuiri dan eksplorasi yang berbantuan media berupa Microsoft PowerPoint. Sedangkan pada kelas kontrol, pembelajaran hanya dilakukan dengan menggunakan metode ekspositori.
Tabel 1 Desain Penelitian
No
Kelompok
Pengambilan Data Awal
Perlakuan
Tes Akhir
1
2
Eksperimen
Kontrol

Keterangan
        : Kondisi awal kedua kelompok
        : Pembelajaran berbasis inkuiri dan eksplorasi yang berbantuan media
  berupa Microsoft PowerPoint pada materi segiempat
        : Pembelajaran dengan metode ekspositori pada materi segiempat
        : Tes hasil belajar kedua kelompok pada materi segiempat

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa dari kelas VII SMP N 1 Dawe Kabupaten Kudus semester genap tahun ajaran 2011/2012. Sebanyak 5 kelas yang terbagi dari kelas VII-a, VII-b, VII-c, VII-d, dan VII-e. Pembagian kelas tersebut tidak didasarkan pada rangking, sehingga tidak ada kelas unggulan. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Masing-masing kelas diasumsikan memiliki karakteristik yang hampir sama sehingga pemilihan secara acak siswa dari dua kelas diantara lima kelas yang ada akan mewakili populasi siswa kelas VII. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut.(1) Usia pada saat mulai masuk SMP hampir sama., (2) Mendapat perlakuan yang sama dalam pembelajaran matematika dengan materi pelajaran berdasarkan kurikulum, guru, dan jangka waktu yang sama.,(3) Pembagian kelas tidak berdasarkan urutan ranking. Berdasarkan teknik tersebut diperoleh sampel siswa dari dua kelas yaitu siswa kelas VII B sebagai kelas eksperimen yang akan diberi perlakuan Pembelajaran berbasis inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint, dan siswa kelas VII A sebagai kelas kontrol yang akan diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran ekspositori. Lokasi penelitian ini di SMP Negeri 1 Dawe Kudus yang beralamat di Jalan Colo Km 11 Kudus. Penelitian ini dilakukan pada siswa Kelas VII Semester Genap Tahun Ajaran 2011/ 2012, yaitu dalam bulan April tahun 2012.
Variabel penelitian yang digunakan ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Metode yang digunakan untuk mengambil data tentang pada penelitian ini adalah metode tes. Tes diberikan kepada kedua kelas dengan tes yang sama dan digunakan untuk memperoleh data akhir. Hasil pengolahan data digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis.
Pada penelitian ini materi yang diujikan adalah Keliling dan Luas Segiempat, dimana bangun datar segiempat yang diujikan terbatas pada Persegi, Persegi Panjang, Jajargenjang dan Belah ketupat. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah uraian. Setelah melakukan uji coba instrumen dan menganalisis hasilnya untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran kemudian diambil soal yang layak digunakan dalam tes hasil belajar.
Data awal yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen guru mata pelajaran matematika, diambil nilai mentah ulangan tengah semester 2 kelas VII A dan VII B SMP Negeri 1 Dawe Kudus. Data ini kemudian diuji menggunakan uji normalitas, homogenitas, dan kesamaan rata-rata. Data akhir diperoleh dari nilai tes hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol, data tersebut kemudian dianalisis lebih lanjut dengan uji normalitas, uji homogenitas, uji proporsi (uji ketuntasan), dan uji perbedaan rata-rata untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar.

Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data awal dari nilai ulangan tengah semester 2 siswa kelas VIIA dan kelas VIIB di SMP Negeri 1 Dawe Kudus, diketahui bahwa data berdistribusi normal dan homogen serta dari uji kesamaan rata-rata menunjukkan . Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua sampel memiliki keadaan awal yang sama. Selanjutnya kedua sampel tersebut diberi perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen yaitu siswa kelas VIIb diberi pembelajaran berbasis inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint, sedangkan kelas kontrol yaitu siswa kelas VIIA diberi pembelajaran seperti biasanya oleh guru yaitu ekspositori pada materi pokok segiempat.
Waktu yang digunakan dalam pembelajaran dari kedua kelompok sama. Proses pembelajaran dilaksanakan dua kali pertemuan dan satu kali pertemuan untuk tes hasil belajar. Untuk satu kali pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran yang alokasi waktunya 80 menit.
Pada pertemuan pertama, selama proses pembelajaran dengan pembelajaran berbasis inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint, siswa cukup antusias dengan model pembelajaran yang dilaksanakan, menjawab setiap pertanyaan dalam LKS, serta memperhatikan instruksi guru dalam memberikan penegasan konsep yang diperoleh dalam pembelajaran. Namun dalam hal kerjasama kelompok masih belum maksimal dan perlu ditingkatkan. Ini ditunjukkan dengan presentase aktivitas siswa sebesar 65 %. Belum maksimalnya aktivitas siswa ini dikarenakan mereka belum terbiasa bekerja sama dalam kelompok, berdiskusi, ataupun mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Hal ini juga dikarenakan mereka jarang melaksanakan pembelajaran berkelompok. Hanya beberapa siswa yang bertanya kepada guru tentang penjelasan yang belum dimengerti, merekapun tidak mau bertanya maupun susah bekerja sama dengan yang lain karena temannya tersebut bukan teman yang biasanya diajak bicara atau bermain.
 Pada pertemuan kedua, siswa sudah mulai terlihat perubahan kearah peningkatan aktivitas. Terlihat bahwa kerjasama antar siswa dalam kelompok mulai meningkat. Siswa juga  dapat merespon materi yang diajarkan oleh guru dengan cepat serta lebih berpatisipasi dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini dikarenakan mereka mulai terbiasa dengan pembelajaran yang dilaksanakan. Mereka sudah mulai terbiasa dengan diskusi kelompok, menemukan ide-ide baru dalam upaya penemuan rumus dan pemecahan masalah. Mereka juga lebih antusias dalam mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Hal ini terlihat dengan banyaknya kelompok yang ingin mempresentasikan hasil kerjanya tanpa diminta daripada pertemuan sebelumnya. Hasil pengamatan aktivitas siswa diperoleh sebesar    83,75 %.
Pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan pembelajaran seperti biasa oleh guru. Guru menerangkan materi keliling dan luas segiempat secara ekspositori, memberikan rumus, latihan soal, lalu mengerjakan bersama-sama. Soal yang diberikan untuk PR adalah soal rutin dan guru meminta siswa untuk mengembangkannya sendiri.
Setelah dilakukan pembelajaran, siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen diberi tes hasil belajar yang sama. Kemudian tes dianalisis untuk mengetahui keefektifan penerapan pembelajaran berbasis inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint.  Keefektifan penerapan pembelajaran berbasis inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint dilihat dari hasil tes hasil belajar pada siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Dawe Kudus yang melaksanakan pembelajaran menggunakan pembelajaran berbasis inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint mencapai ketuntasan dengan batas ketuntasan 75 dan 75% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah tuntas belajar serta nilai rata-rata tes hasil belajar siswa yang melaksanakan pembelajaran berbasis inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint lebih baik dari nilai rata-rata tes hasil belajar siswa yang melaksanakan pembelajaran ekspositori. Hasil analisis dapat dijabarkan sebagai berikut.
a)   Uji Proporsi (Uji Ketuntasan)
Berdasarkan  hasil analisis statistik pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan menggunakan pembelajaran berbasis inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint, memenuhi standar kelulusan minimal 75 % siswa telah mencapai batas ketuntasan minimal yaitu 75. Standar ketuntasan klasikal minimal terlihat dari hasil uji proporsi satu pihak yaitu -Z(0,5-α) = -Z0,45 = -1,64 dan Zhitung = 1,75. Jadi z hitung = 1,75 lebih dari . maka H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran berbasis inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint pada materi keliling dan luas segiempat kelas VIIB SMP Negeri 1 Dawe Kudus telah mencapai ketuntasan. Hasil ini didukung oleh penelitian Setyaningrum (2010) di SMP Negeri 1 Rakit Banjarnegara mengenai peningkatan hasil belajar segiempat dengan menggunakan pembelajaran inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint.
b)   Uji Perbedaan Rata-rata
Berdasarkan hasil analisis statistik setelah dilakukan pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan menggunakan pembelajaran inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint dan kelompok kontrol terlihat bahwa hasil belajar siswa kedua kelas tersebut berbeda secara nyata atau signifikan. Hal ini terlihat dari hasil uji t yaitu  dan , karena  tidak berada diantara  dan  berarti H0 ditolak, dengan kata lain bahwa hasil belajar siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Dawe Kudus dengan pembelajaran inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint lebih baik daripada kelas VIIA SMP Negeri 1 Dawe Kudus dengan model pembelajaran ekspositori.
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh SMP Negeri 1 Dawe Kudus yaitu minimal 75% siswa dapat mencapai nilai minimal 75. Rata-rata hasil belajar siswa yang menerapkan pembelajaran inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint lebih baik daripada rata-rata hasil belajar siswa yang menerapkan pembelajaran ekspositori pada materi pokok keliling dan luas segiempat, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint lebih efektif jika diterapkan.
Simpulan
Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint efektif dibandingkan penerapan model pembelajaran ekpositori di kelas VII SMP Negeri 1 Dawe Kudus pada materi pokok keliling dan luas segiempat. Uraian dari simpulan tersebut adalah pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint mencapai ketuntasan, dan rata-rata hasil belajar siswa yang melaksanakan pembelajaran dengan pembelajaran inkuiri dan eksplorasi berbantuan Microsoft PowerPoint lebih baik dari rata-rata hasil belajar siswa yang melaksanakan pembelajaran ekspositori.


UCAPAN TERIMAKASIH
1.      Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang.
2.      Prof. Dr. Wiyanto, M.Si, Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.
3.      Drs. Arief Agoestanto, M.Si, Ketua Jurusan Matematika.
4.  Drs. Sugiarto, M.Pd., Pembimbing I yang telah memberikan petunjuk, arahan dan bimbingan pada peneliti.
5.    Drs. Darmo, Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan artikel ini.
6.  Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Matematika yang telah memberikan bekal kepada penulis dalam penyusunan artikel ini.
7.      Syafiudin,S.Pd., Kepala SMP Negeri 1 Dawe Kudus yang telah memberikan ijin penelitian.
8.   Soleh Noorrochim, A.Md.Pd., guru matematika SMP Negeri 1 Dawe Kudus yang telah memberikan bimbingan selama penelitian.
9.      Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Dawe Kudus yang telah membantu proses penelitian.
10. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya artikel ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
BSNP.2006.Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : BSNP.
----.2007.  Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas.
Murgiwati.2010.Keefektifan Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teachig and Learning) dengan Microsoft PowerPoint Pada Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Persamaan Garis Lurus SMP Negeri 2 Mranggen. Skripsi. Semarang: FMIPA Unnes.
Puspendik Balitbang Kemendiknas. 2011. Laporan Hasil Ujian Nasional. Jakarta: Puspendik Balitbang Kemendiknas.
Rifa’i RC, Ahmad & Tri Anni, C.2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS.
Setyaningrum,E.P.2010.Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Penemuan (Inquiry Based Leraning) Berbantuan CD Interaktif Pada Materi Luas Bangun Datar Segiempat Bagi Siswa Kelas VII SMPN 1 Rakit Kabupaten Banjarnegara.Semarang:FMIPA Unnes.
Shadiq, F.  (2008). Bagaimana Mengintegrasikan Kegiatan eksplorasi di Kelas? Belajar dari Olimpiade Matematika SD. Online at http://www.fadjarp3g.wordpress.com [accessed 15/02/12]
Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Trianto.2007.Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka

1 komentar: